Pengujian lapangan pandang adalah komponen penting dari pemeriksaan mata baik dalam optometri maupun oftalmologi. Ini membantu menilai jangkauan horizontal dan vertikal penuh, sensitivitas, dan kualitas penglihatan secara keseluruhan. Ada beberapa teknik berbeda yang digunakan untuk menguji bidang visual, masing-masing memiliki tujuan dan metodologi uniknya sendiri.
Pengantar Pengujian Bidang Visual
Sebelum mempelajari berbagai jenis teknik pengujian bidang visual, penting untuk memahami pentingnya pengujian bidang visual dalam perawatan mata. Bidang penglihatan mengacu pada seluruh area yang dapat dilihat ketika mata diarahkan lurus ke depan, termasuk penglihatan sentral dan perifer. Tes bidang visual menilai tingkat dan sifat dari setiap cacat bidang visual, yang dapat menjadi indikasi berbagai kelainan mata, kondisi neurologis, atau masalah kesehatan lainnya.
Pengujian lapangan pandang sangat berguna dalam deteksi dini dan pemantauan kondisi seperti glaukoma, retinopati diabetik, dan kerusakan saraf optik. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak kondisi seperti stroke atau cedera otak terhadap fungsi penglihatan seseorang. Dengan mengidentifikasi dan melacak perubahan pada bidang penglihatan, profesional perawatan mata dapat membuat keputusan yang tepat mengenai pengobatan dan pengelolaan kondisi ini.
Jenis Teknik Pengujian Bidang Visual
Ada beberapa jenis teknik pengujian bidang visual, masing-masing menawarkan wawasan unik tentang berbagai aspek fungsi visual. Teknik-teknik ini dapat diklasifikasikan berdasarkan metode yang digunakan untuk mengukur bidang visual, rangsangan sasaran yang digunakan, dan cara interpretasi hasilnya.
1. Uji Coba Bidang Visual Konfrontasi
Tes bidang visual konfrontasi adalah teknik cepat dan sederhana yang biasa digunakan selama pemeriksaan mata rutin. Ini melibatkan pemeriksa menggerakkan target, seperti jari atau benda kecil, dari pinggiran menuju pusat bidang visual sementara pasien mempertahankan fiksasi pada titik pusat. Pasien kemudian diminta untuk menunjukkan kapan mereka pertama kali melihat target. Tes ini dapat mengungkap cacat lapang pandang yang parah dan khususnya berguna untuk mendeteksi skotoma sentral atau perifer yang besar.
2. Pengujian Jaringan Amsler
Grid Amsler adalah alat yang digunakan untuk menilai bidang visual pusat, khususnya makula, yang bertanggung jawab atas penglihatan yang tajam dan detail. Grid terdiri dari garis horizontal dan vertikal dengan jarak yang sama dengan titik fiksasi pusat. Pasien diinstruksikan untuk terpaku pada bagian tengah grid dan melaporkan adanya distorsi, titik kosong, atau area yang hilang pada penglihatan sentralnya. Pengujian grid Amsler bermanfaat untuk mendeteksi dan memantau perubahan fungsi makula, seperti perubahan yang terkait dengan degenerasi makula dan kelainan makula lainnya.
3. Perimetri Kinetik
Perimetri kinetik melibatkan pergerakan stimulus, seringkali berupa titik cahaya kecil dan terdefinisi dengan baik, dari pinggiran menuju pusat bidang visual sepanjang jalur yang telah ditentukan sebelumnya yang disebut isopter. Teknik ini memberikan informasi berharga tentang batas-batas lapang pandang dan khususnya berguna untuk memetakan luasnya hilangnya lapang pandang perifer pada kondisi seperti glaukoma dan retinitis pigmentosa.
4. Perimetri Statis
Perimetri statis, sebaliknya, menyajikan rangsangan di lokasi tertentu dalam bidang visual, dan pasien merespons deteksi tersebut. Teknik ini memungkinkan penilaian penglihatan sentral dan perifer pada berbagai tingkat sensitivitas retina. Perimetri statis adalah metode pilihan untuk mendeteksi dan melacak perubahan halus pada bidang penglihatan, menjadikannya alat penting untuk menangani kondisi seperti glaukoma dan kerusakan saraf optik.
5. Perimetri Teknologi Penggandaan Frekuensi (FDT).
Perimetri FDT menggunakan stimulus khusus, yaitu kisi sinusoidal frekuensi spasial rendah yang mengalami kedipan frekuensi temporal tinggi (peredupan dan kecerahan cepat) pada kecepatan tertentu. Teknik ini secara selektif menargetkan jalur saraf magnoseluler, sehingga efektif untuk mendeteksi kerusakan glaukoma dini karena diketahui mempengaruhi jalur ini pada awal proses penyakit. Perimetri FDT sering digunakan sebagai alat skrining untuk glaukoma dalam pengaturan klinis.
6. Pengujian Elektrofisiologi
Pengujian elektrofisiologi, seperti electroretinography (ERG) dan visual yang membangkitkan potensi (VEP), memberikan pengukuran tidak langsung fungsi bidang penglihatan dengan menilai aktivitas listrik retina dan jalur visual di otak. Meskipun bukan pengukuran langsung pada bidang penglihatan, tes ini memberikan informasi berharga tentang keseluruhan integritas dan fungsi sistem penglihatan, membantu dalam diagnosis dan pengelolaan berbagai kondisi mata dan neurologis.
7. Perimetri Otomatis
Perimetri otomatis menggunakan sistem komputerisasi dengan protokol pengujian yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengukur bidang visual. Metode ini memberikan penilaian bidang penglihatan yang akurat dan dapat direproduksi, menjadikannya alat penting untuk mendiagnosis dan memantau kondisi seperti glaukoma, neuropati optik, dan gangguan neuro-oftalmik. Perangkat perimetri otomatis yang canggih menggunakan algoritme dan strategi untuk meningkatkan sensitivitas dan mengurangi durasi pengujian, sehingga meningkatkan keandalan hasil pengujian bidang visual.
Kesimpulan
Teknik pengujian lapangan pandang memainkan peran penting dalam evaluasi fungsi penglihatan secara komprehensif dan dalam diagnosis serta pengelolaan berbagai kondisi mata. Dengan memanfaatkan kombinasi teknik-teknik ini, para profesional perawatan mata dapat secara efektif menilai tingkat dan sifat cacat bidang penglihatan, memantau perubahan dari waktu ke waktu, dan membuat keputusan yang tepat mengenai perawatan pasien. Memahami berbagai jenis teknik pengujian bidang visual memberdayakan dokter untuk memilih metode yang paling tepat berdasarkan konteks klinis spesifik dan kebutuhan masing-masing pasien.