Memahami bruxism dan hubungannya dengan gangguan sendi temporomandibular

Memahami bruxism dan hubungannya dengan gangguan sendi temporomandibular

Pendahuluan: Bruxism adalah suatu kondisi gigi umum yang melibatkan menggemeretakkan atau mengatupkan gigi. Hal ini dapat memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan sendi temporomandibular (TMJ) dan mempengaruhi diagnosis dan penatalaksanaan TMJ.

Pengertian Bruxism: Bruxism adalah kebiasaan parafungsional yang ditandai dengan kebiasaan menggemeretakkan, mengatupkan, atau menggemeretakkan gigi secara tidak sengaja atau biasa. Hal ini dapat terjadi saat terjaga (awake bruxism) atau saat tidur (sleep bruxism), dan penyebabnya mungkin termasuk stres, kecemasan, maloklusi, dan gangguan tidur.

Hubungan dengan Gangguan Sendi Temporomandibular: Gangguan sendi temporomandibular (TMJ) melibatkan nyeri dan disfungsi sendi temporomandibular dan otot di sekitarnya. Bruxism dapat memperburuk gejala TMJ karena kekuatan dan aktivitas otot yang berlebihan selama bruxism dapat berkontribusi pada perkembangan atau eksaserbasi gangguan TMJ.

Diagnosis Gangguan Sendi Temporomandibular (TMJ): Diagnosis TMJ melibatkan penilaian komprehensif terhadap riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan klinis, dan studi pencitraan. Gejala umum kelainan sendi rahang antara lain nyeri rahang, kesulitan mengunyah, bunyi klik atau letupan pada rahang, dan terbatasnya pergerakan rahang.

Hubungan dengan Bruxism: Pasien dengan bruxism mungkin menunjukkan tanda dan gejala yang tumpang tindih dengan gangguan sendi rahang, sehingga diagnosis dan penatalaksanaannya menjadi lebih menantang. Adanya aspek keausan pada gigi, nyeri tekan otot, dan suara bising sendi dapat menjadi indikasi bruxism dan gangguan sendi rahang.

Implikasi terhadap Diagnosis dan Penatalaksanaan: Dokter gigi dan penyedia layanan kesehatan perlu mempertimbangkan potensi hubungan antara bruxism dan gangguan sendi rahang ketika menilai dan menangani pasien dengan gejala terkait sendi rahang. Dalam kasus di mana bruxism teridentifikasi, strategi untuk mengelola bruxism, seperti penggunaan peralatan oklusal dan teknik manajemen stres, harus diintegrasikan ke dalam rencana pengobatan gangguan sendi rahang.

Tema
Pertanyaan