Low vision adalah gangguan penglihatan yang tidak dapat sepenuhnya diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau perawatan medis atau bedah. Individu dengan low vision seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari dan mengakses informasi. Layanan rehabilitasi low vision memainkan peran penting dalam membantu individu dengan low vision untuk memaksimalkan sisa penglihatannya dan mempertahankan kemandirian.
1. Kurangnya Kesadaran
Salah satu hambatan signifikan dalam mengakses layanan rehabilitasi low vision adalah kurangnya kesadaran individu penyandang low vision dan keluarganya tentang ketersediaan dan manfaat layanan tersebut. Banyak orang percaya bahwa tidak ada intervensi atau dukungan yang efektif untuk low vision dan mungkin tidak mencari layanan rehabilitasi.
2. Terbatasnya Akses terhadap Layanan
Di beberapa daerah, ketersediaan layanan rehabilitasi low vision mungkin terbatas, terutama di masyarakat pedesaan atau masyarakat yang kurang terlayani. Kurangnya aksesibilitas ini dapat menghalangi individu dengan gangguan penglihatan dalam mengakses perawatan khusus dan dukungan yang mereka perlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
3. Kendala Finansial
Biaya layanan rehabilitasi low vision, termasuk penilaian, peralatan, dan pelatihan, dapat menjadi hambatan bagi penyandang low vision, terutama jika layanan ini tidak ditanggung oleh asuransi atau jika individu tidak mampu menanggung biaya yang dikeluarkan sendiri.
4. Tantangan Transportasi
Banyak individu dengan gangguan penglihatan menghadapi tantangan transportasi, yang dapat menyulitkan mereka untuk melakukan perjalanan ke pusat rehabilitasi atau klinik. Kurangnya pilihan transportasi yang mudah diakses dapat menciptakan hambatan besar dalam mengakses layanan.
5. Stigma dan Hambatan Psikologis
Stigma dan dampak psikologis dari low vision juga dapat menjadi hambatan dalam mencari layanan rehabilitasi. Beberapa individu mungkin merasa malu atas gangguan penglihatan mereka dan mungkin enggan mencari bantuan atau dukungan.
6. Pengetahuan Penyedia Layanan Kesehatan yang Terbatas
Penyedia layanan kesehatan, termasuk dokter umum dan profesional perawatan mata, mungkin memiliki pengetahuan terbatas tentang rehabilitasi low vision dan mungkin tidak selalu merujuk pasien ke layanan yang tepat. Kurangnya kesadaran dalam sistem layanan kesehatan dapat menghambat akses terhadap layanan rehabilitasi.
Pentingnya Rehabilitasi untuk Low Vision
Rehabilitasi low vision sangat penting bagi individu dengan gangguan penglihatan, karena rehabilitasi berfokus pada memaksimalkan penggunaan penglihatan yang ada dan meningkatkan kemandirian. Tujuan rehabilitasi adalah untuk membantu individu dengan gangguan penglihatan beradaptasi dengan gangguan penglihatannya, mempelajari strategi baru untuk tugas sehari-hari, dan memanfaatkan alat bantu untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dampak Hambatan
Hambatan dalam mengakses layanan rehabilitasi low vision dapat berdampak besar pada individu dengan low vision. Tanpa rehabilitasi yang tepat, individu mungkin kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, mengalami isolasi sosial, dan memiliki kesempatan terbatas untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan.
Strategi Mengatasi Hambatan
Upaya untuk mengatasi hambatan dalam mengakses layanan rehabilitasi low vision harus mencakup peningkatan kesadaran tentang ketersediaan dan manfaat layanan ini, mengadvokasi peningkatan akses bagi masyarakat yang kurang terlayani, menjajaki opsi pendanaan untuk mengatasi kendala keuangan, dan memberikan bantuan transportasi. Selain itu, mendidik penyedia layanan kesehatan tentang pentingnya rehabilitasi gangguan penglihatan dan menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif bagi individu dengan gangguan penglihatan dapat membantu menghilangkan stigma dan hambatan psikologis.