Pandemi COVID-19 telah membawa banyak tantangan bagi individu dengan gangguan penglihatan, terutama terkait dengan kesehatan mentalnya. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek psikososial dari low vision dan menyelidiki tantangan kesehatan mental spesifik yang dihadapi komunitas ini selama pandemi.
Memahami Penglihatan Rendah
Low vision mengacu pada gangguan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki dengan kacamata standar, lensa kontak, pengobatan, atau pembedahan. Individu dengan low vision mungkin mengalami penglihatan kabur, penglihatan terowongan, titik buta, atau kehilangan bidang penglihatan yang signifikan. Tantangan-tantangan ini dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial mereka, sehingga menimbulkan implikasi psikososial.
Aspek Psikososial Low Vision
Aspek psikososial low vision mencakup konsekuensi emosional dan sosial dari hidup dengan gangguan penglihatan. Aspek-aspek ini termasuk namun tidak terbatas pada depresi, kecemasan, masalah harga diri, isolasi sosial, dan kesulitan dalam beradaptasi dengan keterbatasan yang diakibatkan oleh low vision. Selain itu, individu dengan low vision mungkin mengalami perasaan frustrasi, tidak berdaya, dan kehilangan kemandirian akibat kondisinya.
Tantangan Kesehatan Mental Selama Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah memperburuk tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh individu dengan gangguan penglihatan. Lockdown yang diberlakukan, pembatasan sosial, dan meningkatnya ketergantungan pada komunikasi digital semakin mengisolasi komunitas ini, sehingga meningkatkan perasaan kesepian dan kecemasan. Selain itu, akses terhadap layanan penting dan jaringan dukungan menjadi lebih sulit, sehingga berkontribusi pada rasa tidak berdaya dan rentan.
Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Salah satu dampak signifikan pandemi ini terhadap individu dengan gangguan penglihatan adalah terganggunya rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Banyak dari mereka yang mengandalkan bantuan dan layanan dukungan secara langsung, yang menjadi terbatas atau tidak tersedia karena protokol keselamatan. Gangguan ini telah menambah tekanan dan semakin menantang kemampuan mereka untuk mempertahankan independensi dan otonomi.
Strategi Mengatasi
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, terdapat strategi penanggulangan yang dapat diterapkan oleh individu dengan gangguan penglihatan untuk mengelola kesehatan mental mereka selama pandemi. Strategi-strategi ini termasuk mencari layanan telehealth untuk dukungan kesehatan mental, terlibat dalam kegiatan sosial jarak jauh, menciptakan lingkungan rumah yang mudah diakses dan terorganisir, dan tetap mendapatkan informasi tentang sumber daya komunitas untuk individu dengan gangguan penglihatan.
Dukungan Komunitas
Dukungan komunitas memainkan peran penting dalam memitigasi tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh individu dengan gangguan penglihatan. Penting bagi organisasi lokal, kelompok pendukung, dan penyedia layanan kesehatan untuk menyesuaikan layanan mereka untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik komunitas ini. Dengan menawarkan konseling jarak jauh, sumber daya online yang dapat diakses, dan memfasilitasi pertemuan sosial virtual, masyarakat dapat memberikan dukungan dan koneksi yang sangat dibutuhkan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan kesehatan mental yang unik bagi individu dengan gangguan penglihatan. Memahami aspek psikososial dari low vision dan mengenali dampak spesifik dari pandemi ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan komunitas ini. Dengan menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif, kami dapat membantu individu dengan gangguan penglihatan melewati masa-masa sulit ini dan menjaga kesehatan mental mereka.