Model of Human Occupation (MOHO) adalah kerangka teoritis terkemuka dalam terapi okupasi yang memberikan pemahaman komprehensif tentang pekerjaan manusia dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Dalam konteks rehabilitasi pasca stroke, MOHO menawarkan wawasan berharga dalam mengatasi kebutuhan yang kompleks dan beragam dari para penyintas stroke.
Memahami MOHO
MOHO berpendapat bahwa individu termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang berarti bagi mereka dan bahwa kinerja mereka dalam pekerjaan ini dipengaruhi oleh tiga komponen yang saling terkait: kemauan, pembiasaan, dan kapasitas kinerja. Kehendak mengacu pada motivasi, minat, dan nilai-nilai individu, sedangkan pembiasaan mencakup pola perilaku dan gaya hidup yang terorganisir. Kapasitas kinerja mencakup kemampuan fisik dan mental individu untuk melakukan tugas tertentu.
Penerapan MOHO pada rehabilitasi pasca stroke melibatkan pertimbangan bagaimana stroke telah mempengaruhi kemauan, pembiasaan, dan kapasitas kinerja seseorang. Memahami dampak-dampak ini membantu terapis okupasi menyesuaikan intervensi yang memfasilitasi keberhasilan keterlibatan individu dalam pekerjaan yang bermakna.
Integrasi dengan Model Terapi Okupasi
Ketika diintegrasikan dengan model terapi okupasi lainnya, seperti Model Kinerja Kerja Kanada (CMOP) atau model Orang-Lingkungan-Pekerjaan (PEO), MOHO meningkatkan penilaian komprehensif dan perencanaan intervensi bagi penderita stroke. CMOP menekankan interaksi dinamis antara orang, lingkungan, dan pekerjaan, sedangkan model PEO berfokus pada interaksi antara orang, kinerja pekerjaan, dan lingkungan.
Dengan memasukkan MOHO ke dalam rehabilitasi pasca stroke, terapis okupasi mendapatkan pemahaman holistik tentang bagaimana kemauan, pembiasaan, dan kapasitas kinerja penderita stroke berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaan yang dipilih. Pemahaman ini menginformasikan pengembangan intervensi yang berpusat pada klien yang menjawab kebutuhan dan preferensi unik individu.
Penerapan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke
Dalam konteks rehabilitasi pasca stroke, MOHO memandu terapis okupasi dalam berkolaborasi dengan penderita stroke untuk menetapkan tujuan pemulihan yang bermakna dan dapat dicapai. Melalui identifikasi kekuatan kemauan individu, peran kebiasaan, dan kapasitas kinerja, terapis dapat mengembangkan strategi intervensi yang memaksimalkan keterlibatan seseorang dalam aktivitas sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Misalnya, jika penderita stroke mengalami perubahan dalam kemauannya, sehingga menyebabkan penurunan motivasi dan minat pada aktivitas sebelumnya, intervensi terapeutik mungkin fokus pada membangun kembali rutinitas yang bermakna dan mengidentifikasi aktivitas baru yang relevan secara pribadi untuk melibatkan kembali individu tersebut.
Dampak terhadap Hasil Terapi Okupasi
Dengan mengintegrasikan MOHO ke dalam rehabilitasi pasca stroke, ahli terapi okupasi dapat secara efektif mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi oleh penderita stroke, sehingga menghasilkan hasil terapi okupasi yang lebih baik. Pendekatan komprehensif ini memungkinkan terapis untuk menilai dampak stroke terhadap kemauan, pembiasaan, dan kapasitas kinerja individu, dan menyesuaikan intervensi untuk mendorong keberhasilan partisipasi dalam pekerjaan yang bernilai.
Kesimpulan
Model of Human Occupation (MOHO) memainkan peran penting dalam rehabilitasi pasca stroke dalam bidang terapi okupasi. Dengan mempertimbangkan kemauan, pembiasaan, dan kapasitas kinerja individu, MOHO memberikan kerangka kerja yang berharga untuk memahami dampak stroke terhadap keterlibatan seseorang dalam pekerjaan yang bermakna. Ketika diintegrasikan dengan model terapi okupasi lainnya, MOHO meningkatkan proses penilaian dan perencanaan intervensi, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan hasil terapi okupasi bagi penderita stroke.