Low vision mengacu pada gangguan penglihatan signifikan yang tidak dapat sepenuhnya diperbaiki melalui kacamata, lensa kontak, pengobatan, atau pembedahan. Hal ini berdampak pada kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca, mengemudi, dan mengenali wajah. Ada berbagai jenis low vision, yang masing-masing memiliki penyebab, gejala, dan teknik penanganannya sendiri. Memahami berbagai jenis gangguan penglihatan sangat penting bagi individu yang terkena dampak gangguan penglihatan dan orang yang merawat mereka, karena hal ini dapat membantu memberikan dukungan dan teknologi bantu yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai jenis low vision, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, dan dukungan serta sumber daya yang tersedia untuk individu dengan low vision.
1. Kehilangan Penglihatan Sentral
Hilangnya penglihatan sentral ditandai dengan berkurangnya atau hilangnya penglihatan sentral sepenuhnya, yang dapat mengakibatkan kesulitan melihat objek yang berada tepat di depan individu. Jenis low vision ini dapat disebabkan oleh kondisi seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan oklusi vena retina sentral. Individu dengan kehilangan penglihatan sentral mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang memerlukan penglihatan detail, seperti membaca, mengenali wajah, dan mengemudi. Teknik penanganan kehilangan penglihatan sentral dapat mencakup penggunaan perangkat pembesar, perangkat lunak adaptif, dan pencahayaan khusus untuk meningkatkan sisa penglihatan dan mendukung aktivitas sehari-hari.
2. Kehilangan Penglihatan Perifer
Kehilangan penglihatan tepi, juga dikenal sebagai penglihatan terowongan, mengacu pada berkurangnya atau hilangnya penglihatan tepi (samping) sepenuhnya dengan tetap mempertahankan penglihatan sentral. Jenis low vision ini dapat disebabkan oleh kondisi seperti glaukoma, retinitis pigmentosa, dan gangguan saraf optik. Individu dengan kehilangan penglihatan tepi mungkin mengalami kesulitan dalam menavigasi lingkungan sekitar, mendeteksi objek di sekeliling, dan menjaga keseimbangan dan koordinasi. Strategi penanganan kehilangan penglihatan tepi mungkin melibatkan pelatihan orientasi dan mobilitas, penggunaan alat bantu mobilitas seperti tongkat atau anjing pemandu, dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan keselamatan dan aksesibilitas.
3. Kebutaan Malam
Rabun senja, juga dikenal sebagai nyctalopia, adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan kesulitan melihat dalam kondisi cahaya redup atau di malam hari. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi genetik seperti retinitis pigmentosa, kekurangan vitamin A, atau kelainan retina lainnya. Penderita rabun senja mungkin mengalami tantangan dalam navigasi malam hari, mengemudi, dan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pencahayaan. Penatalaksanaan rabun senja mungkin melibatkan penggunaan alat bantu penglihatan pada malam hari, penerapan pencahayaan yang konsisten di lingkungan rumah, dan penerapan strategi adaptif untuk aktivitas malam hari.
4. Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur mengacu pada gangguan penglihatan yang ditandai dengan ketidakmampuan melihat detail halus dan gambar tajam. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun jauh, dan astigmatisme, serta kondisi seperti katarak dan kelainan kornea. Individu dengan penglihatan kabur mungkin kesulitan dengan tugas-tugas yang memerlukan ketajaman visual yang jelas, seperti membaca, mengenali wajah, dan berpartisipasi dalam pekerjaan yang mendetail. Penatalaksanaan penglihatan kabur mungkin melibatkan penggunaan lensa korektif, lensa kontak, atau intervensi bedah untuk meningkatkan kejernihan dan fungsi penglihatan.
5. Hilangnya Bidang Hemi-Visual
Hilangnya bidang pandang hemi-visual, juga dikenal sebagai hemianopsia, melibatkan hilangnya penglihatan pada separuh bidang penglihatan, baik secara horizontal maupun vertikal. Jenis low vision ini dapat disebabkan oleh cedera otak traumatis, stroke, atau kondisi neurologis lainnya yang memengaruhi jalur penglihatan. Individu dengan kehilangan bidang hemi-visual mungkin mengalami kesulitan dalam memindai lingkungannya, menavigasi rintangan, dan melakukan aktivitas yang memerlukan kesadaran akan bidang visual penuh. Pendekatan pengelolaan dapat mencakup pelatihan pemindaian visual, penggunaan alat bantu visual untuk memperluas bidang pandang, dan modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya.
6. Kehilangan Penglihatan Pusat dan Perifer
Beberapa individu mungkin mengalami kombinasi kehilangan penglihatan sentral dan perifer, yang mengakibatkan kesulitan dalam melihat secara detail dan luas. Jenis low vision ini dapat disebabkan oleh kondisi seperti retinitis pigmentosa, distrofi batang kerucut, dan kelainan retina herediter lainnya. Individu dengan gabungan kehilangan penglihatan sentral dan perifer mungkin memerlukan strategi dukungan komprehensif, termasuk kombinasi perangkat pembesar, alat bantu mobilitas, dan teknik adaptif untuk mengatasi dampak ganda pada fungsi penglihatan.
Dampak Low Vision pada Kehidupan Sehari-hari
Hidup dengan low vision dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang, memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas seperti membaca, menulis, menggunakan perangkat elektronik, mengemudi, dan berpartisipasi dalam interaksi sosial. Tantangan spesifik yang dihadapi oleh individu dengan gangguan penglihatan dapat bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan gangguan penglihatan mereka. Namun, tema umumnya mencakup kebutuhan akan metode alternatif dalam mengakses informasi, mengadaptasi ruang hidup untuk meningkatkan keselamatan dan navigasi, dan menemukan cara untuk mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup meskipun ada keterbatasan visual.
Dukungan dan Sumber Daya untuk Individu dengan Penglihatan Rendah
Untungnya, ada banyak layanan dukungan dan sumber daya yang tersedia untuk membantu individu dengan gangguan penglihatan dalam mengatasi tantangan sehari-hari dan memaksimalkan kemandirian mereka. Ini mungkin termasuk klinik low vision, program rehabilitasi penglihatan, pelatihan orientasi dan mobilitas, perangkat teknologi bantu, dan organisasi masyarakat yang menawarkan bimbingan dan advokasi bagi individu dengan low vision. Dengan mengakses sumber daya dan layanan ini, individu dengan gangguan penglihatan dapat menerima dukungan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka dan memberdayakan mereka untuk menjalani kehidupan yang memuaskan meskipun mereka memiliki gangguan penglihatan.
Kesimpulan
Memahami berbagai jenis low vision dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian individu dengan gangguan penglihatan. Dengan mengenali tantangan spesifik yang terkait dengan masing-masing jenis low vision dan mengeksplorasi strategi manajemen yang tepat, individu, perawat, dan penyedia layanan kesehatan dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka yang hidup dengan low vision. Melalui pemanfaatan teknologi bantu, teknik adaptif, dan layanan dukungan komprehensif, individu dengan gangguan penglihatan dapat menavigasi aktivitas sehari-hari mereka dengan percaya diri dan mencapai potensi penuh mereka, menunjukkan ketahanan dan tekad dalam menghadapi tantangan visual.